_

_
 

USLUB BAHASA ARAB USLUB BAHASA ARAB Author
Title: Apakah Salafi Termasuk Aliran Sesat?
Author: USLUB BAHASA ARAB
Rating 5 of 5 Des:
Syaikh Dr. Muhammad bin Khalifah at-Tamimi hafizhahullah -beliau adalah guru besar Aqidah di Universitas Islam Madinah- menerangkan...

Syaikh Dr. Muhammad bin Khalifah at-Tamimi hafizhahullah -beliau adalah guru besar Aqidah di Universitas Islam Madinah- menerangkan di dalam kitabnya ‘Mu’taqad Ahlis Sunnah wal Jama’ah fi Tauhid Asma’ wa Shifat’ [halaman 53-54] bahwa para ulama memiliki pandangan yang beragam tentang makna istilah salafush shalih. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan salafush shalih adalah para sahabat radhiyallahu’anhum saja. Sebagian berpendapat bahwa yang dimaksud salafush shalih adalah sahabat dan tabi’in. Dan ada pula yang mengatakan bahwa salafush shalih meliupti sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in.



Beliau juga menyatakan [halaman 54] bahwa pendapat yang benar lagi populer ialah pendapat jumhur ulama Ahlis Sunnah wal Jama’ah yaitu yang menyatakan bahwa salafush shalih itu mencakup tiga generasi yang diutamakan dan telah dipersaksikan kebaikannya oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Sebaik-baik manusia adalah di jamanku, kemudian sesudah mereka, kemudian sesudahnya lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Sehingga istilah salafush shalih itu mencakup sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in.
Syaikh at-Tamimi mengatakan, “Dan setiap orang yang meniti jalan mereka dan berjalan di atas metode/manhaj mereka maka dia disebut salafi, sebagai penisbatan kepada mereka.” (Mu’taqad, hal. 54).

Beliau juga memaparkan [halaman 54] bahwa salafiyah adalah manhaj yang ditempuh oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta generasi yang diutamakan sesudah beliau. Nabi telah memberitakan bahwa manhaj salaf ini akan tetap ada hingga datangnya hari kiamat. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan senantiasa ada segolongan manusia di antara umatku yang selalu menang di atas kebenaran. Tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang menelantarkan mereka sampai datang ketetapan Allah sementara mereka tetap dalam keadaan menang.” (HR. Muslim)


Kemudian, Syaikh at-Tamimi juga menegaskan [halaman 55] bahwa perkara yang dibenarkan apabila seorang menyandarkan diri kepada manhaj salaf ini selama dia konsisten menetapi syarat-syarat dan kaidah-kaidahnya. Maka siapa pun yang menjaga keselamatan aqidah dan amalnya sehingga sesuai dengan pemahaman tiga generasi yang utama tersebut, maka dia adalah orang yang bermanhaj salaf.

Di tempat yang lain [halaman 63] beliau mengatakan, “Terkadang para ulama menggunakan istilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai pengganti istilah salaf.”
Dari pemaparan ringkas di atas maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa istilah salaf atau salafi sebenarnya adalah istilah yang sudah sangat terkenal dalam pembicaraan para ulama. Mereka itu tidak lain adalah para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Maka sungguh sebuah penipuan yang amat jelas apabila ada orang yang mengatakan bahwa istilah salafi adalah istilah yang diada-adakan, tidak ada sumbernya dalam al-Kitab maupun as-Sunnah, apalagi sampai mengatakan bahwa istilah itu tidak perlu dihiraukan.

Dengarkanlah ucapan seorang tokoh pergerakan yang patut untuk kita cermati, “Salafiyah bukanlah istilah teknik untuk suatu jamaah, melainkan bentuk pemahaman terhadap Islam dalam menghadapi berbagai faham lain dari berbagai kelompok yang menyimpang. Pemahaman ini ada sejak awal sejarah Islam. Pada dasarnya seluruh du’at harus menjalani manhaj salaf ridhwanullahi ‘alaihim, bergerak dengannya baik secara pemahaman, amalan, maupun aqidah. Salafiyah bukan sebuah jama’ah dari jama’ah-jama’ah, dan bukan merupakan satu hizb dari berbagai hizb yang ada.” (Ikhwanul Muslimin, Deskripsi, Jawaban, Tuduhan, dan Harapan, penerjemah Hawari Aulia, di bawah judul ‘Tuduhan dan Jawabannya’). Alangkah benar apa yang diucapkannya, maka marilah kita ikuti para ulama salaf, tidak hanya dalam hal aqidah namun juga dalam hal dakwah dan siyasah, sadarlah wahai saudaraku…

Termasuk kekeliruan pula apabila ada orang yang mengatakan bahwa salaf sekarang sudah tidak ada karena mereka sudah meninggal dengan maksud menjauhkan umat dari manhaj salaf. Memang, salafush shalih -dalam artian tiga generasi terbaik- sudah berlalu, namun sebagaimana sudah dijelaskan di muka oleh Syaikh at-Tamimi bahwa manhaj mereka masih tetap hidup.

Aduhai, alangkah banyak gaya-gaya hizbiyah yang ditampilkan oleh manusia pada masa sekarang ini demi menjauhkan umat dari para ulama dan pemahaman mereka! Maka berhati-hatilah wahai saudaraku dari tipu daya mereka… Janganlah tertipu oleh silat lidah mereka yang lincah, tutur kata yang manis namun di dalamnya ternyata berbisa… Ikutilah para ulama Sunnah dan para penimba ilmu yang mengikuti jalan mereka! Semoga Allah menjadikan kita salafi yang sejati. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdu lillahi Rabbil ‘alamin.

About Author

Advertisement

Posting Komentar

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 21.51

tidak, karena salafi ajaran yang menganjurkan bercadar (istri Rosulullah SAW bercadar semua) dan menganjurkan untuk berjenggot serta memotong kumis (Nabi Muhammad Saw Berjenggot dan tidak berkumis) danr bahwasannya bercadar serta berjenggot itu termasuk sunnah nabi

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 21.52

Apakah bercadar dan berjenggot termasuk aliran sesat ????????????????????????????????

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 21.54

Mengadakan kegiatan yang tidak ada hadistnya (Dalilnya)itulah aliran yang sesat
Saya tidak sebutkan Kegiatan apa saja untuk menghindari dari kesalahpahaman

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 21.57

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ﴿١١٦﴾إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persanggkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah mengira-ngira saja. Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk. [Al-An’am/6:116-117]



Sumber: https://almanhaj.or.id/6531-jika-beragama-mengikuti-kebanyakan-orang.html

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 21.58

وجميع بدن الحرة عورة إلا وجهها وكفيها ، وقدميها في رواية ، وكذا صوتها، وليس بعورة على الأشبه ، وإنما يؤدي إلى الفتنة ، ولذا تمنع من كشف وجهها بين الرجال للفتنة

“Seluruh badan wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan dalam. Dalam suatu riwayat, juga telapak tangan luar. Demikian juga suaranya. Namun bukan aurat jika dihadapan sesama wanita. Jika cenderung menimbulkan fitnah, dilarang menampakkan wajahnya di hadapan para lelaki” (Ad Durr Al Muntaqa, 81)

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 22.00

Perintah Nabi Agar Memelihara Jenggot

Hadits pertama, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوا اللِّحَى

“Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.” (HR. Muslim no. 623)

Hadits kedua, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَوْفُوا اللِّحَى

“Selisilah orang-orang musyrik. Potong pendeklah kumis dan biarkanlah jenggot.” (HR. Muslim no. 625)

Hadits ketiga, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

أَنَّهُ أَمَرَ بِإِحْفَاءِ الشَّوَارِبِ وَإِعْفَاءِ اللِّحْيَةِ.

“Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memotong pendek kumis dan membiarkan (memelihara) jenggot.” (HR. Muslim no. 624)

Hadits keempat, dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

جُزُّوا الشَّوَارِبَ وَأَرْخُوا اللِّحَى خَالِفُوا الْمَجُوسَ

“Pendekkanlah kumis dan biarkanlah (perihalah) jenggot dan selisilah Majusi.” (HR. Muslim no. 626)

Hadits kelima, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

انْهَكُوا الشَّوَارِبَ ، وَأَعْفُوا اللِّحَى

“Cukur habislah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.” (HR. Bukhari no. 5893)

Hadits keenam, dari Ibnu Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ ، وَفِّرُوا اللِّحَى ، وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ

“Selisilah orang-orang musyrik. Biarkanlah jenggot dan pendekkanlah kumis.” (HR. Bukhari no. 5892)

Ulama besar Syafi’iyyah, An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Kesimpulannya ada lima riwayat yang menggunakan lafazh,

أَعْفُوا وَأَوْفُوا وَأَرْخُوا وَأَرْجُوا وَوَفِّرُوا

Semua lafazh tersebut bermakna membiarkan jenggot tersebut sebagaimana adanya.” (Lihat Syarh An Nawawi ‘alam Muslim, 1/416, Mawqi’ Al Islam-Maktabah Syamilah 5)





Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 22.02

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

“Barang siapa membenci Sunnahku, dia tidak termasuk golonganku.” (HR. al-Bukhari no. 5063 dan Muslim no. 1401, dari Anas bin Malik z)

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 22.03

بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Aku diutus menjelang hari kiamat dengan pedang[1], agar Allah satu-satu-Nya yang diibadahi, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dijadikan rezekiku di bawah naungan tombakku,[2] dan dijadikan kehinaan dan kerendahan itu bagi orang yang menyelisihi/menentang perintahku. Barang siapa menyerupai suatu kaum, dia termasuk kaum tersebut.” (HR. Ahmad 2I/50 dan 92, dari Ibnu ‘Umar c. Hadits shahih, lihat Irwa’ al-Ghalil no. 1269)

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 22.04

Tidak ada yang menghalanginya (untuk mengikuti perintah Rasul tersebut) selain kesombongan

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 22.07

kata siapa salafi sesat, salafi selalu mengikuti sunnah nabi,, dan tidak melakukan kegiatan kegiatan yang tidak diberi contoh oleh nabi ( seperti ajaran islam lainnya)







Hal ini juga dapat dilihat dalam hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu seolah-olah inilah nasehat terakhir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati para sahabat radhiyallahu ‘anhum,

« فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ »

“Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafa’ur rosyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban. At Tirmidizi mengatakan hadits ini hasan shohih. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shohih. Lihat Shohih At Targhib wa At Tarhib no. 37)

Salah seorang khulafa’ur rosyidin dan manusia terbaik setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

لَسْتُ تَارِكًا شَيْئًا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَعْمَلُ بِهِ إِلَّا عَمِلْتُ بِهِ إِنِّي أَخْشَى إِنْ تَرَكْتُ شَيْئًا مِنْ أَمْرِهِ أَنْ أَزِيْغَ

“Aku tidaklah biarkan satupun yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang.” (Lihat Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa atsar ini shohih)



Sumber : https://rumaysho.com/835-adzab-mengerikan-bagi-orang-yang-melecehkan-ajaran-nabi.html

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 22.08

1. Perintah Mentaati Allah Dan Rasul
Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَأَطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Dan taatlah kepada Allah dan RasulNya jika kamu adalah orang-orang beriman”. [Al Anfal:1].



Sumber: https://almanhaj.or.id/2862-sunnah-sumber-agama.html

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 22.13

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Seluruh umatku akan masuk jannah, kecuali yang enggan.” Maka dikatakan: “Wahai Rasulullah, siapa yang enggan?” Beliau menjawab: “Barangsiapa yang menaatiku maka dia pasti masuk jannah, sedangkan barangsiapa yang mendurhakaiku maka sungguh dia telah enggan (masuk jannah).” (HR. Al-Bukhari, Kitabul I’tisham bil Kitabi was Sunnah, Bab Al-Iqtida` bi Sunani Rasulillah, no. 6737)

Read more https://aslibumiayu.net/4748-semua-umat-nabi-muhammad-akan-masuk-surga-kecuali-yang-enggan.html





barang siapa mengatakan bercadar dan berjenggot itu termasuk teroris atau aliran sesat maka dia termasuk mendurhakai rosul bercadar dan berjenggot bukan identitas teroris banyak orang islam bercadar tapi bukan teroris banyak orang islam berjenggot tapi bukan teroris

Abdullah mengatakan... 20 Mei 2018 pukul 22.15

Surat Az-Zumar Ayat 53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Erni Haryanti mengatakan... 23 Juli 2018 pukul 03.26

Menggunakan HP, menonton TV,menggunakan internet, komputer, naik mobil, motor, dsb, apakah diperbolehkan?

Achmad Nezzar mengatakan... 28 Desember 2018 pukul 04.10

Apakah Zakat Dengan Beras Itu sesat? Kan tidak ada dalil dan hadits satupun yang menjelaskan tentang zakat dengan beras
Syukron

Arif Maulana mengatakan... 3 Januari 2019 pukul 13.59
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Arif Maulana mengatakan... 3 Januari 2019 pukul 14.04

Hukumnya mubah,tidak ada masalah didalamnya,karna itu kebutuhan sehari-hari,Allah tidak melarang untuk merasakan kenikmatan dunia,asal dengan harta yang halal,syukron

ARIF FAUZAN mengatakan... 27 Februari 2019 pukul 16.57

ZAKAT sesuai makanan pokok daerah dan kebutuhan yg tidak ada zakat pakai uang krna uang ada di jaman rasul tpi tdk menggunakan nya namun berzakat menggunakan makanan pokok sesuai tempat

ARIF FAUZAN mengatakan... 27 Februari 2019 pukul 17.00

BERbicara agama jgn pake akal,pake dalil alquran dan sunnah sesuai paham sahabat yg dimaksud bid'ah adalah perkara agama.

 
Top